Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Rabu, 23 Maret 2011

Video Pertarungan Buaya Vs Belut Listrik



Anak buaya itu menggelepar tanpa nyawa setelah bertarung dengan seekor belut yang ukurannya berlipat kali jauh lebih kecil. Si buaya agaknya tak sadar kalau binatang mungil yang dihadapinya itu mampu menghasilkan sengatan listrik yang mematikan.

Memiliki nama ilmiah
electrophorus electricus, belut listrik merupakan sejenis ikan yang dapat menghasilkan aliran listrik hingga 650 volt. Kelebihan ini merupakan bagian kemampuan tubuhnya untuk berburu dan membela diri. Kekuatan listrik yang mencapai 400 kali batu baterai itu bahkan bisa dimanfaatkan untuk menerangi sebuah pohon Natal di Jepang. 

Ingin melihat pertarungan sengit antara belut listrik dan buaya?


selengkapnya






Lamborghini Tua Berharga Rp 15 Miliar













Belum Jadi Muslim Pun, Nikko Santosa Tertarik Ikuti Shalat Idul Fitri

Bertahun-tahun menjadi seorang penganut Kristen Protestan, namun ia baru mengaku merinding saat memasuki Masjid. Itu adalah sekelumit pengakuan Nikko Santosa, 28 tahun, dalam perjalanannya menuju Islam.

Pria keturunan suku Dayak ini dididik dan dibiasakan rutin pergi ke gereja sejak kecil.
Tetapi setelah bertambah usia keimanan Niko menurun drastis, ia jadi sangat malas beribadah. "Mungkin hanya satu tahun sekali saya menginjakkan kaki ke gereja, itu pun pada saat natal," tutur Nikko

Sikap malas Nikko mengikuti ibadah di gereja tak pernah dihiraukan keluarga besarnya, hingga suatu ketika Nikko memiliki seorang sahabat, seorang Muslim yang taat beribadah. Pertemanan itu terjalin cukup dekat, saking dekatnya Nikko menganggap si sahabat itu layaknya keluarga.

“Teman saya rajin beribadah. Itu yang membuat saya kagum dan menjadi ingin tahu tentang Islam” tutur bungsu dari 4 bersaudara ini Niko begitu penasaran. Sampai-sampai ia yang malas beribadah justru tertarik ikut shalat Idul Fitri.

Tentu saja si teman kebingungan ketika Nikko mengutarakan keinginannya tersebut. Namun setelah Niko berhasil meyakinkannya, ia pun diajak  ke masjid untuk ikut shalat Idul Fitri. Itu terjadi pada Idul Fitri setahun lalu.

“Saya juga bingung, saat itu saya cuma ingin sekali ikut shalat saat lebaran, padahal saya gak tau bacaannya, jadi saya cuma ikutin gerakannya aja” kenang Nikko

Ketika masuk kedalam masjid untuk yang pertama kalinya, ada kejadian yang membuat Nikko merasa aneh. Semua bulu kuduknya meremang dan Nikko merasa gemetar.

“Saya tidak tahu karena apa. Ketika saya ceritakan hal tersebut kepada teman saya, dia hanya menjawab ‘Mungkin itu pertanda dari Tuhan’” kisahnya

Setelah kejadian di masjid itu Nikko menjadi penasaran dan ada keinginan untuk mengetahui Islam lebih dalam. Di saat itu pula ia mulai menjalin hubungan dengan seorang wanita muslim.

Hubungan yang sebelumnya dijalani dengan biasa-biasa saja berubah menjadi lebih berarti, Nikko sangat mencintai wanita Muslim yang telah menjadi kekasihnya. Meskipun mereka menjalin hubungan berbeda agama, tapi keluarga perempuan tak mempermasalahkan. Pasalnya mereka tahu Nikko memiliki keinginan besar dan niat memelajari Islam.

“Keingintahuan saya terhadap Islam membuat keluarga pacar saya menerima saya. Mereka juga sering memberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai Islam kepada saya”

Kisah kasih antara Nikko dan si tambatan hati berjalan baik, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Ketika itu pula Nikko memutuskan untuk memeluk Islam. “Keputusan ini saya ambil bukan hanya karena akan menikah, tetapi sebelumnya pun saya pernah mengalami kajadian yang membuat saya ingin tau tentang Islam” tukas Nikko

Sebelumnya Nikko juga sempat merasa cemas dengan pandangan negatif terhadap Islam disebabkan beredarnya kejahatan-kejahatan yang mengatasnamakan Islam. Tetapi hal itu tak menyurutkan keinginannya untuk menjadi Muslim

“Teror bom yang mengatasnamakan Islam itu saya pikir keliru. Memang sempat membuat saya khawatir dengan Islam tetapi itu tak mempengaruhi keinginan saya, karena setahu saya Islam tak mengajarkan tindakan kekerasan. Untuk orang-orang yang melakukan kekerasan itu bukanlah Muslim.” paparnya.

Akhirnya, pada tanggal 17 maret 2011 Nikko mengucapkan 2 kalimat syahadat di Masjid Agung Sunda Kelapa. Perubahan Nikko menjadi seorang muslim tidak mendapat rintangan. Rupanya keluarga Nikko yang mayoritas penganut agama Kristen tidak mempermasalahkan keputusan besar dalam hidupnya tersebut.

“Alhamdulillah keluarga menerima walaupun keluarga besar saya mayoritas Kristen. Seingat saya hanya satu orang paman saya yang masuk Islam” ujarnya.

Nikko merasa beruntung, ia tak seperti kebanyakan mualaf yang mendapat tentangan keras dari keluarga bahkan beberapa dari mereka sampai dikucilkan keluarganya. Hal tersebut yang membuat Nikko merasa lebih bersyukur.

Kini, pria yang baru beberapa hari menjadi seorang mualaf itu mengaku pengetahuannya tentang Islam masih sangat sedikit dan ia masih ingin terus belajar Islam. “Untuk Al Qur'an saya baru diajari saat pembinaan mualaf di masjid Sunda Kelapa dan saya akan menjalani beberapa materi yang akan diberikan pada saat pembinaan.” Ungkap Nikko

Pembinaan mualaf dirasa sangat memudahkan Nikko, karena materi yang diberikan merupakan tahapan-tahapan dasar yang harus dijalani seorang muslim. Ia diajari cara berwudhu, cara shalat, cara membaca Al Qur'an dan bagaimana seorang Muslim berperilaku. “Saya harap hal ini akan berguna demi memperdalam keilmuan saya tentang Islam."
Zumber: http://bit.ly/i98xQv

Natalie Sarah: Hidayat Al Fatihah















Tahun 2001 saya pernah bermimpi membaca surat Al Fatihah dan bertemu dengan seorang kakek memakai jubah putih. Orang yang saya jumpai dalam mimpi itu berpesan bahwa seandainya ketakutan, sakit atau apapun saya disuruh membaca surat Al Fatihah.

Saya sama sekali tidak tahu apa makna Al Fatihah walapun ketika SD saya sering mendengar teman-teman baca surat itu. Saya tanya kepada teman maksud mimpi saya disuruh membaca Al Fatihah. Akhirnya saya diberi Alquran terjemahan dan saya baca artinya ternyata maknanya sangat mendalam. Saya tahu bahwa Al Fatihah hanya milik umat Islam.

Mimpi itu barangkali tidak begitu mengusik bintang sinetron Natalie Sarah, bila datang saat ini. Hanya saja, mimpi itu mengampiri saat ia berusia 18 tahun dan belum menjadi seorang Muslimah. Tak lama setelah mimpi itu, ia menjadi mualaf. Ketakutan bakal diusir dari keluarga, dijauhi teman-teman, dan saudara menghantuinya begitu ia mengikrarkan memeluk Islam Juli 2001.

Gadis berdarah Aceh-Sunda kelahiran 1 Desember 1983 ini sadar, keluarganya begitu fanatik memegang agamanya. Begitu juga keluarga besarnya. Sangat sulit bagi mereka untuk menerima jika salah satu anggota keluarganya menjalani keyakinan lain.

Tapi tekadnya sudah bulat. Ia pun memantapkan keyakinannya dalam pelukan Islam. ''Jauh sebelum saya mengucapkan dua kalimah syahadat untuk masuk Islam, sudah kepikiran nantinya bakal jadi urusan keluarga. Ternyata memang benar.

Semua mualaf mengalamai hal seperti itu,'' ujarnya, di sela-sela shooting untuk acara Jelang Senja Ramadhan (JSR) yang dilakukan Jamaah Syamsu Rizal (JSR) di kediaman Fahmi Darmawansyah, Senin (3/10/2005).

Sarah menemukan Islam di usia belia. Saat itu, rumah tangga orang tuanya di ambang perceraian. Tak ingin kehilangan sandaran, ia mencari pegangan hidup sendiri. Beruntung, ia bertemu sahabat yang benar. Ia kerap mengikuti sahabatnya mengaji di Pesantren Daarut Tauhid yang diasuh KH Abdullah Gymnastiar. Lama-lama, ia menemukan damai dalam Islam.

Islam yang dipelajarinya, adalah Islam yang sejuk. Islam yang mengajarkan bagaimana menata hati. Hal itu bertolak
belakang dengan pemahamannya sebelumnya tentang Islam. ''Karena selama ini saya mendengar bagaimana banyak ustadz ceramahnya hanya mendiskreditkan agama tertentu,'' akunya. Bahkan di hari pertama mengaji, ia sudah menitikkan air mata. ''Ketika itu ada segmen kembali kepada diri kita sendiri atau merenung, saya menangis di situ. Waktu pengajiannya malam setelah shalat Isya.''

Sarah pun ketagihan mengaji pada Aa Gym, walaupun saat itu ia belum menjadi Muslimah. Bahkan, saat temannya yang pertama kali mengajak mengaji mulai jarang datang, ia tetap bersemangat. Ia sengaja mengikuti pengajian di malam hari. ''Takut teman-teman lain yang tahu saya non-Muslim teriak, Sarah, elu ngapain bukan Muslim ada di sini?''
ujarnya. Setelah sangat yakin dengan Islam, ia pun memutuskan masuk Islam. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat di Bandung saat masih duduk di bangku kelas tiga SMK, beberapa saat menjelang kelulusan. Karena alasan takut itu, ia pun bersyahadat secara sembunyi-sembunyi.

Hari-hari setelah menjadi Muslimah dilaluinya dengan banyak cobaan. ''Komunitas bermain saya sedikit-demi sedikit
berubah,'' ujarnya. Di sisi lain, ada ketakutan yang sangat akan sikap keluarganya. Lulus SMA, ia pindah ke Jakarta menemani ibunya, Nurmiaty, yang sudah bercerai dengan ayahnya. ''Akhirnya, di sana saya benar-benar seperti ayam
kehilangan induk, karena nggak ada teman. Sementara sejumlah keluarga mama sering datang ke rumah dan mengajak pergi beribadat,'' ujarnya.

Sarah berusaha berkelit untuk tidak pergi dengan berbagai alasan; malas, ketiduran, dan sebagainya. ''Tapi, lama-
lama keluarga saya bisa curiga, kenapa ini anak? Nanti bisa ketahuan.'' Lalu diatur lagi siasat setiap malam Minggu
ia menginap di rumah teman. Sesekali, ia turut ke tempat ibadat agama keluarganya. Namun ia mengunci mulutnya sambil mengucapkan doanya sendiri pada Allah SWT. ''Teman ada yang menegur, 'Sar, kamu kok nggak nyanyi?' Saya bilang, 'Itu lagu baru, saya nggak hafal.' Dalam hati saya sibuk berzikir pada Allah.''

Ia pun selama beberapa tahun sembunyi-sembunyi melakukan ibadah. Pernah suatu hari tas miliknya diperiksa dan
ternyata ada buku panduan shalat di dalamnya. Mengetahui hal ini, ia berujar, ''Buku itu milik teman yang
ketinggalan dan saya bawa.'' Di kalangan teman-temannya, ia tetap mengaku sebagai pemeluk agama lamanya. Begitu pula ketika ia memasuki dunia sinetron. ''Semua kru menganggap saya Kristen. Tapi, ada beberapa teman yang membocorkan bahwa saya ini sudah masuk Islam tapi tidak mau mengaku.''

Ketika masuk waktu shalat, ia melaksanakan shalat sendirian secara sembunyi-sembunyi setelah pemain dan kru lain
selesai shalat. Sejak 2001 sampai memasuki awal tahun 2003, ia beribadah secara sembunyi-sembunyi.

Tabir mulai terbuka pertengahan tahun 2003. Pamannya yang Muslim meninggal dunia. Sama seperti dia, sang paman juga menyembunyikan identitas kemuslimannya. Saat itu keluarga besarnya hampir menguburnya sebagai seorang Kristen, sampai ditemukan identitas yang menunjukkan kemuslimannya. Dari kejadian pamannya itu, Sarah seperti mendapat sindiran dari lingkungan keluarga. ''Makanya kalau agama itu harus jelas. Islam ya ngaku Islam, kalau Kristen ya Kristen. Kalau seperti kejadian ini serba tanggung jadi dikuburnya bingung,'' tandas salah seorang keluarga seakan menohok dirinya.

Namun lagi-lagi, ia tak punya nyali untuk mengaku telah menjadi Muslimah pada keluarganya. Ia hanya berpesan pada
sahabatnya, ''Seandainya saya meninggal, tolong dikuburkan secara Islam. Itu wasiat lisan kepada teman karena soal
umur siapa yang tahu.'' Kini pertimbangannya bukan lagi takut diusir keluarganya. Secara ekonomi, ia sudah mapan. Ia
hanya kasihan pada mamanya, yang pasti akan dihujat keluarga besarnya.

Ia menuturkan, tahun 2003 sebenarnya kabar keislamannya sudah tercium media infotainment. ''Mereka memberitakan Natalia Sarah telah menjadi seorang mualaf,'' ujar pemilik nama Natalia Sarah, namanya sebelum menjadi Muslim.

Untungnya jam tayangnya pagi hari, sehingga tak banyak orang-orang dekatnya yang tahu. Memasuki 2004 berita itu
semakin santer. Keluarganya banyak yang tahu. Tapi mereka diam karena beranggapan nanti bakal balik lagi seperti
artis yang lainnya.

Namun, ''Juni 2005 saya punya keinginan kuat berumrah. Mendengar kabar saya mau umrah, keluarga geger. Mereka pun datang ke rumah untuk menyidang saya,'' ujarnya. Keinginan itu berawal dari sibuknya dia hingga jatuh sakit dan tak berpuasa. Ia sempat pingsan sejenak dan tiba-tiba dia merasa tengah berada di tengah lautan manusia yang sedang berthawaf. Bahkan sampai tersadar, bibirnya masih melafalkan labaika Allahumma labaika. ''Sejak hari itu saya
menabung dan meniatkan berumrah.'' Ketika hendak berangkat, Sarah menemui keluarganya dan sempat menangis. Ia berujar lirih, ''Ya Allah, masak saya tidak boleh untuk menginjakkan kaki ini ke Tanah Suci-Mu.'' Kini, keluarga besarnya sudah memahami pilihannya memeluk Islam. Mereka menghormati. Begitu juga mama dan adik-adiknya. Ia sungguh bersyukur. Dan pada  6 April 2007 lalu, Sarah dinikahi oleh Abdullah Rizal. Baik Sarah dan Ijal, kini bertambah kebahagiaan karena hadirnya si jabang bayi. (sumber: Dokumentasi Republika)

Natalie Sarah

PENJELASAN TENTANG FATWA PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA







PENJELASAN TENTANG FATWA PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

1.Umat Islam Indonesia dewasa ini tengah dihadapkan pada “perang non-fisik” yang disebut ghazwul fkr (perang pemikiran). Perang pemikiran ini berdampak luas terhadap ajaran, kepercayaan dan keberagaman umat. Adalah paham sekularisme dan liberalisme agama, dua pemikiran yang datang dari Barat, yang akhir-akhir ini telah berkembang di kalangan kelompok tertentu di Indonesia.Dua aliran pemikiran tersebut telah menyimpang dari sendi-sendi ajaran Islam dan merusak keyakinan serta pemahaman masyarakat terhadap ajaran agama Islam.

2.Sekularisme dan Liberalisme Agama yang telah membelokkan
ajaran Islam sedemikian rupa telah menimbulkan keraguan umat terhadap akidah dan sya’riat Islam; seperti pemikiran tentang relativisme agama, penafian dan pengingkaran adanya hukum Allah (sya’riat) serta menggantikannya dengan hukum-hukum hasil pemikiran akal semata. Penafsiran agama secara bebas dan tanpa kaidah penuntun ini telah melahirkan pula faham Ibahiyah(menghalalkan segala tindakan) yang berkaitan dengan etika dan agama serta dampak lainnya. Berdasarkan realitas ini,MUI memandang perlu bersikap tegas terhadap berkembangnya pemikiran sekuler dan liberal di Indonesia. Untuk itu, MUI mengeluarkan fatwa tentang sekularisme dan liberalisme agama.

3.Sejalan dengan berkembangnya sekularisme dan liberalisme agama juga berkembang paham pluralisme agama.Pluralisme agama tidak lagi dimaknai adanya kemajemukan agama, tetapi menyamakan semua agama. Dalam pandangan pluralisme agama,semua agama adalah sama. Relativisme agama semacam ini jelas dapat mendangkalkan keyakinan akidah. Hasil dialog antar umat beragama di Indonesia yang dipelopori oleh Prof.DR.H.A. Mukti Ali,tahun 1970-an, paham pluralisme dengan pengertian setuju untuk berbeda (agree in disagreement) serta adanya klaim kebenaran masing-masing agama telah dibelokkan kepada paham sinkretisme(penyampur adukan ajaran agama), bahwa semua agama samabenar dan baik, dan hidup beragama dinisbatkan seperti memakai baju dan boleh berganti-ganti.Paham pluralisme agama seperti ini tanpa banyak mendapat perhatian dari para ulama dan tokoh umat telah disebarkan secara aktif ke tengah umat dan dipahami oleh masyarakat sebagaimana maksud para penganjurnya.Paham ini juga menyelusup jauh ke pusat-pusat/lembaga pendidikan umat. Itulah sebabnya Munas VII Majelis Ulama Indonesia merasa perlu merespon usul para ulama dari berbagai daerah agar MUI mengeluarkan fatwa tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekulraisme agama sebagai tuntunan dan bimbingan kepada umat untuk tidak mengikuti paham-paham tersebut.

4.Fatwa mengenai Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama dibagi menjadi dua bagian, yakni Ketentuan Umum dan Ketentuan Hukum.Kedua bagian tersebut merupakan satu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Karena secara substansial ketetapan hukum yang disebutkan dalam bagian kedua menunjuk kepada definisi dan pengertian yang disebutkan pada bagian pertama. Definisi dalam fatwa tersebut bersifat empirik, bukan definisi akademis. Dimaksud bersifat empirik adalah bahwa definisi prularisme, liberalisme dan sekularisme agama dalam fatwa ini adalah faham (isme) yang hidup dan dipahami oleh masyarakat sebagaimana diuraikan di atas. Oleh sebab itu, definisi tentang prularisme, liberalisme dan sekularisme agama sebagaimana dirumuskan oleh para ulama peserta Munas VII MUI bukanlah definisi yang mengada-ada, tapi untuk merespon apa yang selama ini telah disebar luaskan oleh para prularisme, liberalisme dan sekularisme agama.Bahkan para penganjur prularisme, liberalisme dan sekularisme agama juga telah bertindak terlalu jauh dengan menganggap bahwa banyak ayat-ayat al-Qur’an (Kitab Suci Umat Islam yang dijamin keotentikannya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala) sudah tidak relevan lagi, seperti larangan kawin beda agama, dalam hal ini antara perempuan Islam dengan laki-laki non-Islam sudah tidak relevan lagi (Kompas, 18/11/2002). Mereka juga menganggap bahwa al-Qur’an itu bukanlah firman Allah tetapi hanya merupakan teks biasa seperti halnya teks-teks lainnya, bahkan dianggap sebagai angan-angan teologis (al-khayal al-dini). Misalnya, seperti yang dikemukakan oleh aktifis Islam liberal dalam website mereka yang berbunyi: ”Sebagian besar kaum muslimin meyakini bahwa al-Qur’an dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara verbatim,baik kata-katanya (lafzhan) maupun maknanya (ma’nan).Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan-angan teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam.”(Website JIL).

Masih banyak lagi pernyataan-pernyataan “aneh” yang mereka kemukakan.
Fatwa MUI menegaskan pula bahwa pluralisme agama berbeda dengan pluralitas agama, karena pluralitas agama berarti kemajemukan agama.Banyaknya agama-agama di Indonesia merupakan sebuah kenyataan di mana semua warga negara,termasuk umat Islam Indonesia, harus menerimanya sebagai suatu keniscayaan dan menyikapinya dengan toleransi dan hidup berdampingan secara damai.Pluralitas agama merupakan hukum sejarah (sunnatullah) yang tidak mungkin terelakkan keberadaannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

5. Fatwa MUI tentang pluralisme agama ini dimaksudkan untuk membantah berkembangnya paham relativisme agama, yaitu bahwa kebenaran suatu agama bersifat relatif dan tidak absolut.Fatwa ini justru menegaskan bahwa masing-masing agama dapat mengklaim kebenaran agamanya (claim-truth) sendiri-sendiri tapi tetap berkomitmen saling menghargai satu sama lain dan mewujudkan keharmonisan hubungan antar para pemeluknya.
 


You might also like:
TERJEMAHAN  ALQUR’AN 30 JUZ
3.     SURAT 4. AN NISAA'
5.     SURAT 6. AL AN'AAM
6.     SURAT 7. AL A'RAAF

                                    
                                       

PENTING : jika Anda merasa website ini bermanfaat, mohon do'akan supaya Allah mengampuni seluruh dosa-dosa Keluarga kami, dan memanjangkan umur keluarga kami dalam ketakwaan pada-Nya. Mohon do'akan juga supaya Allah selalu memberi Keluarga kami rezeki yang halal,melimpah,mudah dan berkah, penuh kesehatan dan waktu luang, supaya kami dapat memperbanyak amal shalih dengannya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya [sesama muslim] tanpa sepengetahuan saudaranya,
melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”
(Hadits Shahih, Riwayat Muslim No. 4912)